Thursday 29 April 2010

MENELADANI PRILAKU NABI SAW DALAM MENDIDIK KELUARGANYA


Bersumber dari Aisyah: sesungguhnya saudah binti zum’ah memberikan jatah giliran kepada Aisyah. Maka Nabi SAW pun menggilir Aisyah pada harinya sendiri ditambah hari milik saudah (HR.Ahmad)

Bersumber dari Atha dari Ibnu Abbas, dia mengatakan: Rasulullah SAW memiliki sembilan istri. Beliau menggilir yang delapan sedang yang satunya tidak digilir. Kata Atha: satu yang tidak digilir itu adalah Shafiyah binti Huyyain bin Akhtab (HR.an-nasa’i).

Bersumber dari Aisyah : sesungguhnya Nabi SAW apabila akan bepergian keluar (kota), beliau mengadakan undian diantara isteri-isterinya. Mana diantara mereka yang keluar undiannya, maka itulah yang akan ikut berangkat bersama beliau.(HR. Bukhari dan Muslim).

1.Metode Teladan
Metode ini digunakan Rasulullah SAW misalnya terhadap istri-istrinya. Dalam sejarah tercatat beliau memiliki banyak istri. Sabda Rasulullah SAW :

Dari ketiga hadis yang dikutip diatas, menunjukkan bahwa Nabi SAW memberi contoh kepada isterinya bagaimana memperlakukan mereka secara adil. Disini tampak Rasulullah SAW menggunakan metode teladan.
Dikatakan demikian kerena setiap nabi hendak pergi biasanya beliau bersikap bijak, artinya tidak langsung mengajak salah seorang isterinya. Untuk menentukan siapa yang bersama Rasul, maka diadakan pemilihan. Metode ini mencermikan bahwa Rasul seorang suami yang senantiasa menegakkan keadilan meskipun pada akhirnya pemilihan itu jatuh pada isterinya yang paling tua. Keadaan ini sangat jau berbeda dengan umumnya umat manusia dalam hal ini para suami yang berpoligami biasanya akan memilih isteri yang cantik untuk bepergian atau tamasya dan sebagainya. Sedangkan manakala terjadi pertengkaran dengan isterinya dalam hal ini

Misalnya sikap cemburu yang selalu ada pada setiap istri, maka biasanya Nabi berusaha melakukan senda gurau sehingga suasana kembali ceria.

Demikian pula Nabi SAW misalnya apabila mau melakukan pekerjaan yang sebetulnya pekerjaan itu hanya pantas dilakukan seorang isteri,. Konkritnya Nabi tidak pernah merasa malu ketika menjahit pakaiannya sendiri yang terkoyak atau bahkan pekaian isterinya. Bahkan Nabi bersedia memasak atau mencuci disaat memang isterinya sedang tidak mampu melakukannya. Didalam memberikan nafkanya Nabi menggunakan metode yang sebanding, artinya tiap isteri diberi nafkah baik lahir maupun batin. Tidak pernah terdengar dalam sejarah bahwa salah seorang isteri Nabi tidak puas dengan kebijakan nafkah dan pemberian kebutuhan biologis.

2.metode nasihat
metode ini beliau gunakan misalnya dalam membidik akhlak anaknya. Nabi sangat mengutamakan pendidikan akhlak dengan menggunakan nasihat jika anaknya salah, Nabi Muhammad SAW tidak membedakan dengan orang lain. Bagi Nabi SAW anaknya atau budak diperlukan sama misalnya pada Fatimah

sesungguhnya Tuhanmu sekalian adalah satu, dan bapak kalian adalah satu. Ingatlah! Tidak ada kelebihan bagi bangsa Arab terhadap bangsa non Arab, tidak ada kelebihan bagi bangsa non-Arab terhadap bangsa Arab, tidak ada kelebihan bagi bangsa berkulit marah terhadap bangsa berkulit hitam, dan tidak ada kelebihan bagi bangsa berkulit hitam terhadap bangsa berkulit merah kecuali dengan taqwa.(HR. Ahmad)

hal ini terbukti misalnya Nabi pernah menegur Fatimah karena bermuka masam dengan seorang budak. Selain itu Nabi SAW tidak pernah mengabulkan permintaan Fatimah ketika dia menghendaki sesuatu barang yang harus dibeli dari uang baitul mal. Padahal nabi sebagai khalifah dapat membeli apa saja yang ia kehendaki karena ketika itu hampir perbendaharaan kekayaan negara ada dalam genggaman Nabi. Metode inilah yang senantiasa membekas pada Fatimah, ini bisa dilihat sewaktu Fatimah menikah dengan Ali hanya diberi mas kawin berupa baju perang yang kalau menurut nalar logika, untuk apa kegunaannya bagi Fatimah. Begitupun ia menggunakan metode kedermawanan sehingga ketika melihat sosok manusia papa maka Fatimah denga ringaan mengulurkan tangan untuk memberi bantuan ala kadarnya.

Demikian pula terhadap cucu-cucunya, Nabi Muhammad selalu memberikan pendidikan akhlak dengan menggunakan metode nasihat. Meskipun cucnya adalah turunan Rasulullah SAW, tetapi beliau melarang cucunya membanggakan diri, misalnya kepada Hasan dan Husain Nabi Muhammad sangat murka sewaktu mendengar Hasan dan Husein bertengkar dengan salah seorang anak kaum musyrik atau kafir. Rasul menganggap bahwa orang musyrik atau kafirpun adalah manusia yang patut dikasihi dan disayangi. Bahkan nabi mendidik agar cucunya tidak bersifat arogan meskipun kakeknya sebagai seorang khalifah. Dalam hal ini nabi tidak pernah pilih kasih katika me,buat aturan hukum bagi yang melakukan kejahatan atau pelanggaran tidak terkecuali kapada anak dan cucunya.

ARTIKEL ARTIKEL TERKAIT

  1. PRAKTIK PENDIDIKAN AKHLAK NABI MUHAMMAD SAW DALAM MASYARAKAT
  2. KUMPULAN KETERANGAN HADIST NABI BETAPA PENTINGNYA SEBUAH PENDIDIKAN(Alim) dan derajat Alim
  3. METODE-METODE YANG DITERAPKAN NABI MUHAMMAD SAW DALAM BERMASYARAKAT
  4. SIFAT TAWADHU' & ANDAP ASHOR SEORANG SANTRI
  5. 14 CARA NABI MUHAMMAD SAW MENDIDIK ANAK-ANAKNYA
  6. ADAB BAGI SEORANG MURID DALAM MENUNTUT ILMU

0 komentar:

Post a Comment