Monday 28 March 2011

Kode Rahasia Kitab Suci 2

Dengan dua macam cara komputer merekam gabungan antara huruf dengan huruf –bagaimana jarak antara kata dengan kata yang muncul secara bersamaan, apakah pencarian jarak loncatan huruf individual paling pendek. Rips menjadikan perang Teluk Persia sebagai contoh, menerangkan cara operasional komputer. “Kami ingin komputer mencari Saddam,” ujarnya. “Kemudian baru mencari huruf terkait, coba melihat apakah mereka bisa muncul secara bersamaan menurut cara yang tepat. Dan hasilnya kami mendapati, rudal Scud dengan rudal buatan Rusia, tanggal dimulai perang dan nama Saddam tertulis bersama.”

Kata-kata ini masing-masing membentuk teka-teki huruf atau kata. Akibatnya, kata yang berangkaian saling silang-menyilang, dan memperlihatkan berita terkait. Misalnya, nama Bill Clinton dengan kata/huruf presiden silang-menyilang menjadi satu; mendarat di bulan dengan pesawat ulang-alik dan Apollo 11, Hitler dan Nazi, dan demikian juga dengan kata atau huruf Kennedy dan Dallas.

Melalui percobaan yang berulang-ulang, teka-teki huruf semacam ini hanya bisa ditemukan dalam kitab suci, dan tidak bisa ditemukan pada buku seperti “Perang dan Damai” maupun jenis lainnya, atau pada berbagai macam percobaan melalui program komputer buatan. Dan ini menyebabkan sejumlah besar orang percaya bahwa dalam kitab suci tersembunyi suatu sandi rahasia –banyak peristiwa sejarah manusia yang pernah terjadi selama 1.000-2.000 tahun dan peristiwa yang akan terjadi kelak.

Ramalan paling terkenal yang didapat dari sandi rahasia kitab suci adalah sebuah buku “Sandi Rahasia Kitab Suci” yang ditulis oleh Michael Drosnin, ia pernah bekerja sebagai wartawan Wall Street Daily dan Washington Post yang terkenal. Ia menulis, “Tanggal 1 September 1994, saya terbang menuju Israel, ke Jerusalem menemui penyair Chaim Guri yang merupakan sahabat karib Perdana Menteri Yitzak Rabin. Saya menyerahkan padanya sepucuk surat, yang segera ia serahkan pada Perdana Menteri Rabin.” “Ada ahli ilmu pasti Israel telah menemukan sandi rahasia yang tersembunyi dalam kitab suci, menyingkap seluk-beluk peristiwa besar selama ribuan tahun setelah kitab suci menjadi sebuah buku.” Demikian isi yang saya tulis dalam surat.

“Dan kenapa saya memberitahu hal ini pada Anda, adalah karena nama lengkap Anda Yitzak Rabin adalah satu-satunya yang muncul sekali dalam kitab suci, kemudian ada tulisan (pembunuh gelap yang ingin menjalankan aksinya) pada beberapa huruf yang saling-menyilang dengan namamu.” “Dan agar jangan sekali-sekali menganggap remeh hal ini, karena nama Anwar Sadat dan John serta Robert Kennedy dua bersaudara mengalami peristiwa pembunuhan ini juga tercatat dalam sandi rahasia kitab suci. Dilihat dari kasus individual Anwar Sadat, nama pembunuh, tanggal pelaksanaan pembunuhan dan cara menjalankan aksinya semuanya berurutan satu demi satu.” “Dugaan saya Anda akan mengalami bencana besar, namun bahaya ini bisa dihindari.” Tanggal 4 November 1995, ada seorang laki-laki yang menyatakan dirinya mewakili Tuhan menuntut keadilan, dan terbukti bahwa pembunuh yang tercatat 3.000 tahun lalu dalam buku rahasia pada kitab suci memang benar adalah orang tersebut.

Rabin terbunuh, secara dramatis telah terbukti kebenaran yang akan terjadi kelak yang tersembunyi di antara huruf pada Kitab Perjanjian Lama dalam sandi rahasia kitab suci. “Peristiwa besar yang terjadi pada masa kini yang ditemukan dalam sandi rahasia kitab suci, bukan hanya tentang peristiwa terbunuhnya Rabin. Selain peristiwa terbunuhnya Anwar Sadat dan John F. Kennedy, masih ada ratusan peristiwa yang menggemparkan, semuanya juga tersimpan rapat dalam sandi rahasia kitab suci, dan masih banyak sekali sejak peristiwa Perang Dunia II hingga skandal Watergate, pembunuhan massal Nazi, bom atom di Hiroshima, pendaratan di bulan sampai komet menabrak Jupiter. Dan selain itu, peristiwa yang terlebih dahulu diketahui juga bukan hanya peristiwa pembunuhan ini saja. Komet menabrak Jupiter dan perang Teluk Persia, semuanya merupakan peristiwa yang sebelum terjadi telah ditentukan tanggal atau hari kejadian yang tepat dalam kitab suci.”

Drosnin dalam bukunya menulis: “Badan dinas tertinggi pemerintah Amerika Serikat, ‘dinas keamanan nasional’ ditempatkan di stasiun pemantau rahasia dekat pemerintahan Washington dan ada seorang senior ahli pengurai kode, dan menurut keterangan, setelah Israel mengetahui hal yang mengejutkan ini, lantas memutuskan menyelidiki keadaan yang sebenarnya. Harold Gans yang seumur hidupnya bekerja untuk CIA Amerika Serikat membuat dan memecahkan kode rahasia, semula adalah seorang ahli statistik, juga bisa berbahasa Ibrani. Ia yakin, bahwa yang dinamakan dengan kode rahasia kitab suci sama sekali tidak ada, lalu dirinya merancang seperangkat program komputer, mencoba untuk melihat apakah bisa menemukan informasi yang sama seperti yang ditemukan Israel. Dan ia terperanjat bukan main. Ternyata ada.”

Nama orang mahabijaksana memang benar ditulis bersama dengan hari lahir dan meninggalnya mereka. Dan Gans tetap saja masih tidak percaya. Ia memutuskan mencari lagi di dalam kitab suci apakah masih ada informasi yang sama sekali baru, untuk menyingkap ketidaksempurnaan atas percobaan Rips, bahkan lebih lanjut berupaya membongkar bahwa itu sebuah dusta belaka. “Menurut saya, jika ini memang benar,” ujar Gans. “Maka, tempat hari lahir dan meninggalnya orang-orang mahabijaksana ini semestinya ditulis secara rahasia di dalamnya.” Dalam percobaannya selama 440 jam itu, Gans tidak saja memeriksa terhadap 32 nama orang mahabijaksana yang dipilih dan dipakai dalam percobaan terakhir Rips, namun ditambah lagi dengan 34 nama dalam percobaan sebelumnya, dan secara total berjumlah 66 orang, satu per satu dicocokkan dengan kota dan nama tempat, dan hasilnya membuatnya mau tidak mau harus percaya.

Dan yang pantas dikemukakan adalah bahwa Rips merupakan seorang penganut agama yang taat, dan Drosnin sendiri juga mengakui bahwa ia bukanlah seorang rabi atau pendeta, terhadap agama sedikit pun tidak fanatik. Duet di antara mereka semakin memberi warna pada kebenaran kode rahasia kitab suci yang dicari orang-orang. Berbekal bidang pekerjaan Drosnin, tingkat pengetahuannya terhadap sandi rahasia kitab suci meningkat tajam. Dan oleh karena keteguhan keyakinannya terhadap sandi rahasia kitab suci –bisa menduga masa yang akan datang.

Di sebuah pernyataannya Rips menegaskan: “Saya pribadi tidak mendukung pandangan Drosnin terhadap penguraian rahasia, juga tidak setuju atas kesimpulan yang dibuatnya, setiap informasi yang diserap dari Torah (kitab ke-5 Musa) atau menjadikannya sebagai atas dasar ramalan, adalah tidak berguna dan tidak bernilai. Dan ini, bukan hanya pendapat saya pribadi, juga merupakan pendapat setiap ilmuwan yang bekerja sebagai peneliti pemecahan kode rahasia).” Ketika Drosnin memakai komputer mencari “perang dunia”, ia mendapati “bencana senjata nuklir”, angka “2000″ dan “2006″ ditulis secara bersama. Lalu ia memastikan bahwa perang dunia akan meletus pada tahun 2006. Ia juga mengatakan, bahwa di tempat munculnya tulisan “perang dunia”, “kiamat” dan “2006″, kata-kata “ditunda” atau “saya akan menunda perang” juga terbaca di sana secara bersamaan. Dan perang dunia juga saling bertautan dengan terorisme. Negara yang terseret ke dalamnya adalah Rusia, China, Amerika dan Suriah. Sejak temuan itu, hingga saat ini ia telah menerbitkan buku kedua Kode Rahasia Kitab Suci, subjudulnya adalah “Hitungan Mundur”. Menekankan tahun 2006 tentang “Perang Dunia III” adalah “perang nuklir” yang waktunya hanya tinggal beberapa tahun saja. Bahkan Drosnin secara pribadi menelepon dan mengirimkan sebuah buku untuk kepala ajudan Presiden Bill Clinton di Gedung Putih. Tahun 2000, ketika Presiden Bill Clinton mengadakan pertemuan dengan Arafat dan Mubarak di Ruang Oval untuk menengahi masalah Israel dan Palestina, di tangannya terdapat buku Kode Rahasia Kitab Suci yang diberikan oleh Drosnin.

Setelah Presiden George Walker Bush terpilih sebagai presiden Amerika Serikat, Drosnin mengirimkan buku Kode Rahasia Kitab Suci kepada kepala ajudan Gedung Putih yakni Andrew Carter, menurut rekomendasi dari penulis buku “Hitungan Mundur” tersebut, dua pejabat tertinggi di sisi Presiden Bush yakni Carter dan Rice telah membaca buku itu. Drosnin percaya, bahwa semua itu dapat diubah selama kita menaruh perhatian pada peristiwa yang akan terjadi di masa akan datang yang diprediksikan dalam kode rahasia kitab suci tersebut.

Dalam sebuah subjudul “Muka Sang Kiamat”, Drosnin menulis: “Setelah perang dunia, adalah gempa dahsyat. Dan tempat yang paling memungkinkan adalah China (tahun 2000-2006), California (2010), dan Jepang (tahun 2000 dan 2006). Dan sebelumnya gempa bumi di tanah suci pada tahun 1995, telah menjadi kenyataan di dalam kode rahasia. Selain Israel, Jepang merupakan satu-satunya negara yang bergabung jadi satu dengan perang akhir zaman. Bahkan tahun 2006 akan ada benda angkasa menerjang bumi.

Dilihat dari setiap pemandangan yang ditunjukkan langit, serangan dahsyat pamungkas adalah gempa bumi dalam skala raksasa. Dalam sebuah “kitab wahyu” terakhir pada Kitab Perjanjian Baru, dan ini adalah bencana ke-7 yang dikeluarkan oleh malaikat ke-7: “Ada lagic gempa dahsyat, dan sejak ada manusia di atas bumi, tidak ada sedemikian dahsyat, gempa yang demikian dahsyatnyac setiap laut dan pulau tidak akan dapat menghindarinya, dan hamparan gunung juga sudah lenyap.” Keadaan yang demikian, tidak bisa tidak membuat Presiden Bush yang taat beragama harus percaya, mau percaya adakah kenyataan, tidak percaya apakah tak ada realitasnya. Dilihat dari bentrokan antara Israel dengan Palestina di Timur Tengah, sengketa antara India dengan Pakistan hingga krisis nuklir Korea Utara, peristiwa 9 November (WTC), dan perang antiterorisme Amerika di Afghanistan, serta serangan militer Amerika terhadap Irak, semuanya berkemungkinan mengelilingi kode rahasia kitab suci dan kitab wahyu dan lain-lain rencana yang diatur Tuhan pada ribuan tahun yang silam.

Kesimpulan terakhir Drosnin, “Kode rahasia kitab suci mungkin adalah bukan yang ‘tepat’, tetapi juga bukan yang ‘keliru’. Kode rahasia yang hendak diberitahu pada kita, mungkin adalah ‘hal apa yang mungkin terjadi’, bukan ‘hal apa yang bisa terjadi’. Akan tetapi, karena kita tidak bisa membiarkan dunia kita hancur, maka kita tidak boleh tidak berbuat apa pun, hanya menanti saja di sana –kita harus menghipotesa, bahwa peringatan di dalam kode rahasia kitab suci adalah benar.” Dan inilah makanya selama beberapa tahun ini, berputar-putar seputar Gedung Putih dan Ramallah, Jerusalem dan Tel Aviv, Bill Clinton dan George W. Bush, dan antara Ariel Sharon dan Yasser Arafat, mengingatkan pada mereka menurut peringatan yang ada dalam kode rahasia kitab suci bahwa kita semua sedang berada pada akhir zaman yakni “end of the days”.

0 komentar:

Post a Comment