Friday 23 April 2010

MEMAHAMI MAJLIS TARJIH SERTA HEGEMONI FIKIH DALAM KALAM MUHAMMADIYAH MENJELANG MUKTAMAR 2010


berawal dari th 1930an kala itu Majlis tarjih muhammadiyah didirikan dari tahun inilah Ruh atau spirit itu menjadi nampak pada semua persoalan yang menjadi wilayah kerja muhammadiyah. dalam hal ini karena kala itu bidang garap majlis tarjih sangatlah luas yang mana tanpa harus membedahkan mana Fikih, Teologi(kalam), tasawuf dan sebagainya semua masih berada dibawah payung keislaman, dan disinilah majlis tarjih menjadi sangat dinamis dan juga progresif.

Akan tetapi, menjelang tahun 1970 ke-tarjih-an Muhamadiyah menjadi menyempit hanya mengurusi persoalan-persoalan yang berbau Fiqhiyah(fiqh oriented). bahkan hingga saat ini hegemoni fiqh itu masih sangatlah kental dan juga kelihatan. walaupun ditambah (istilah)"Pengembangan Pemikiran Islam" dari sinilah kita akan mengkaji serta mencermati sejauhmana keharusan defersifikasi wacana tarjih dan bagaimana jangkauan masa depan MAjlis Tarjih.

pada Munas tarjih dan waktu itu bersamaan dengan Muktamar Muhammadiyah ke 44 yang berada dijakarta pada tahun 2000 yang memiliki keterkaitan erat dengan semiloknas Manhaj (metodologi)tarjih disurakarta pada awal April serta munas Tarjih dimalang pada bulan Januari 2000 memiliki posisi yang sangat penting, karena metodologi dianggap sebagai problem mendasar majlis tarjih. kala itu hanya masih berkutat pada persoalan ushul al-Fiqh. serta materi persoalan yang dikaji dan diselesaikan masih berupa shalat, zakat, haji dan hisab-ru'yat. akan tetapi akan lebih menarik lagi jika yang jadi materi adalah persoalan dan juga metodologi fikih tersebut dikembangkan kepada problem yang lebih aktual serta mendesak untuk diselesaikan dengan contoh politik, sosbud, Ekonomi.

Yang paling banyak berjasa dalam pembangunan pemikiran islam Muhammadiyah adalah Majlis Tarjih, yang mana majlis tarjih ini berada pada posisi serta fungsi yang sangat vital dalam Muhammadiyah. keberadaan majlis tarjih ini yang menetukan bahwasannya muhammadiyah adalah organisasi atau gerakan Ilam yang modernis (Tajdid), yang kedua sejauh mana Muhammadiyah melakukan ijtihad dan tajdid dalam memecahkan masalah- mesalah/pelik kehidupan sosial beerdsarkan Agama atau setidaknya pemikiran keagamaan islam. dan disinilah peran majlis tarjih dalam memberikan nafas dan Ruh gerakan akan menentukan apakah Muhammadiyah masih bernuansa religius islam atau tidak.

maka tidaklah kaget ketika kita telah memahami majlis tarjih serta peran majlis tarjih dan fungsi majlis tarjih, bukan suatu berita baru lagi jika pada tahun ini yang menjadi grand issue Muhammadiyah adalah rokok Diharamkan dan hal itulah dan hal itulah yang memang ketika dikaji sangat menyolok akan kajian jika kita mencermati keberadaan Negeri kita yang sebagian besar pendapatan negara berasal dari cukai tembau

0 komentar:

Post a Comment